KLIK LA YE

December 30, 2013

Cerita Cinta


Kata Miller
yang sangat gemarkan puisi-puisi cinta
Cinta itu deep
deep bagaimana?
tidak juga aku ketahui perihal cinta
mungkin benar kata Miller,
yang cinta memang deep
cuma aku yang belum merasai 
bagaimana deepnya cinta

Tapi untuk punya rasa cinta
aku sering memasang angan
ingin berjumpa sang putera idaman
yang bisa mendamaikan jiwa
tatkala aku gusar dilandar resah
atau sang jejaka manis
yang sering membuat aku tertawa
dan menerima aku dalam halalnya agama

anganku lagi
untuk separuh nyawaku yang aku belum ketahui
aku ingin sekali mendodoikan kamu dengan puisi-puisi
yang aku karang baitnya
agar kamu bisa mimpikan aku dalam lena 
dan larut dalam bahagianya rasa
yang aku berikan setiap masa

untuk separuh nyawaku
aku tak mampu membawamu
ke hutan paling hijau
dan pantai paling sunyi
atau gunung-gunung berkabus kelabu


tapi aku akan selalu membawamu ke kedai buku
menyelak helaian kertas yang tak pernah habis 
membaca cerita-cerita yang kita suka
juga menonton musikal klasik yang mendamaikan jiwa
mahupun bergembira mendengar live band 
yang mendendangkan lagu-lagu cinta kita
 atau ke panggung dan tersenyum melihat kita dalam cerita-cerita mereka

Mahukah kamu wahai separuh nyawaku?
bersama-sama mengharungi hidup yang belum tentu bahagia
di pengakhirannya?
aku sentiasa mahu kamu
berada dekat disisi aku
tidak jemu memandang wajah aku yang sederhana
senyum mendengar aku bercerita
ketawa riang dalam bahagianya kita
dan sentiasa bersama membina keluarga

aku bukanlah perempuan pilihan mata dan hati kamu
tapi aku akan berusaha untuk menjadi satu
yang bisa kamu bergantung hidup tanpa derita
dan punya rasa cinta yang tidak akan pudar
sampai terpisahnya jasad dari nyawa.



Love:  
Mita Ari

Puisi Kita

Aku sering terbangun
dari tidur yang dihantui mimpi
lalu aku menulis
tentang syurga dan neraka
benci dan cinta
bahagia dan derita

aku kumpulkan bait kata penulisanku
dalam bentuk puisi 
yang hanya aku fahami
biar orang membaca 
walau kosong pemahamannya
sudah cukup buat aku gembira

Tapi gembiraku menjadi pudar
mendengar bangganya seorang teman meluah kata
tentang puisi Melayu yang dianggap enteng
melalui kata-katannya

Kata teman dengan lantangnya 
menulis puisi tidak sukar
kau pilih saja lagu dari barat 
lalu kau terjemahkan setiap bait kata
menjadi pemahaman bahasa kita

aku terdiam
suara halus berkata dalam hati kecilku
mana mampu aku menyamakan lagu barat dengan keindahan puisi Melayu
ingin aku menjawab dengan benteng maruah rasa cintaku terhadap puisi Melayu
tapi aku tidak mampu untuk menjawab dengan lantangnya 
perihal itu
aku cuma mampu memandangnya tajam
untuk seketika
sebelum aku membuat keputusan untuk berlalu pergi

tidak akan sekali-kali
aku mencemar puisi-puisi Melayu
dengan plagiat dari penulisan barat
itu namanya Bodoh!
itu dipanggil Pagiarism!
Apa engkau bebal?
atau bangang?
sehingga tidak tahu apa itu Plagiarism?

Kalau puisi-puisi ku diterima dan difahami mereka
suatu hari nanti
akan aku berdiri megah melontarkan setiap bait kata puisiku
kepada kamu
yang telah mencemar puisi-puisi Melayu.

Mita Ari

December 8, 2013

Untitled. (Kalian definisikan tajuk puisinya)








Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
kita semua mengembara
membawa pengalaman dan kenangan bersama
kau, kau dan engkau
terbang mengelilingi dunia
kamu, kamu dan kamu
bahagia membina keluarga
aku, aku dan aku
terus mengorak langkah
menuju masa hadapan yang rahsia

setiap tawa, teriak dan senyum kita
aku simpan rapi dalam uncangnya
aku tutup jilid buku kita bersama
bukan bermakna aku mahu menamatkan
persahabatan kita
tapi aku kira
aku perlukan jilid buku yang baru
buat kenangan yang bakal kita ciptakan bersama
kerana aku punya rasa percaya
persahabatan kita untuk selamanya

Kenangan aku bersama kalian
tidak mampu aku umpamakan
dalam bait kata mahupun bait coretan
setiap daripada kamu
yang aku kenal dari hari pertama
tiga tahun yang lalu
sehingga ke saat ini
setiap daripada kamu
membaca puisi yang aku coretkan
ketahuilah
tidak pernah ada penyesalan
dalam perjalanan hidupku
mengenali setiap daripada kamu
yang aku anggap kawan
kawan yang aku sayang

kawan
hiduplah dengan baiknya
jalanilah kehidupan kalian
tanpa ada rasa patah hati mahupun duka
tidak perlu paterikan aku dalam ingatan kalian
cukup kalian punya rasa bahagia bersama
 mengenali sesama kita
maafkan setiap khilaf
daripada kita
tamatkan sengketa bagi yang masih berbaki 
antara kita
mulakan dari jilid satu
coretkan dengan warna indah bukannya duka
ikhlaskan hati
terima setiap kurangnya kita
hargai setiap lebihnya kita
persahabatan ini mungkin bukan perkara paling indah 
yang berlaku dalam hidup kita
tapi kalian adalah satu diantara keindahan yang ada
dalam hidup aku
 semangat yang sentiasa
berada disamping aku
sampai bila-bila

perjalanan kita seterusnya
adalah rahsia
tidak aku ketahui dimana penghujungnya
kalaupun takdir kita tidak bertemu lagi
selepas semua pergi membawa haluan sendiri
kalau takdirnya kita hanya bersahabat sampai saat ini
tidak perlu mencari
kerana aku yakin
kenangan kita tidak akan mati
tapi
kalau sampai waktu ku dulu
aku tidak mahu seorang pun merayu
tidak juga kamu
kerana persahabatan kita
tidak ada noktahnya
dan aku
tidak perlukan sedu sedan itu
sayangnya aku pada setiap kamu
biar aku simpan sampai mati.

...................................................................................................................................................................
untuk sahabat-sahabat perjalanan ijazah ku, kalian tahu siapa diri kalian, terima kasih terima aku menjadi sebahagian daripada hidup kalian, puisi ini aku baitkan khas untuk persahabatan kita, semoga kalian gembira sampai bila-bila. hiduplah sebaik-baiknya.:)


Mita Ari
Ini adalah link video : Hadiah daripada Faizol

October 4, 2013

A Random speaks with MR. Friday. :)

#DoSomethingGood 

Today is Friday, the day that everyone in this world waits to own before it ends the chaotic days. A day before the weekend become visible sounds fascinating indeed, if you are not having a restless weekend thou.  Mr. Friday condition today seems perfect, it wasn’t raining but the sun was shy, it wasn’t cloudy but birdies could have flew around playing hide and seek, the temperature gave me the same feeling when I was in my mum’s armed, it was real but definitely bizarre. That moment was perfect, and I would be the happiest young lady in Friday if I could own this feeling until Mr. Friday left me for this week.

I decided to stay quietly in my room, having sort of my quality times, some privacy indeed. I turned on my laptop and watched some random TV series that I managed to download for few months ago, but yaa I did not have times to watch it before. My concentration went about 2 hours for that 3 early episodes, then I feel really bore until I minimized the video player and my hands naturally clicked on the Microsoft words and I started typing all this shit that you are reading now.

I don’t know what should I write, I’m running out of ideas of writing new poem, actually I got some ideas for my new poem but then I am running out of words to complete the poem thou. It was really disappointed for me not to be able to write one.  What can I really share in my blog? I’m not really sure what should I write for now.  My heart ached for no reason, I feel half empty, I feel like I am missing the other side of me. My heart says that I really miss my mum, my siblings, my late brother, my nephews and niece, and of course my beautiful friends. I miss my life back in my hometown…  Perak, and my hometown will always be with me wherever I go and whatever I do, because everybody deserves to love and to be loved by their own root. LoL! :p

Right now, my heart keeps forcing me to have some thoughts about my friends. I really need some giggles time with my beautiful friends. Friends that I used to know during my Diploma days. My friends that never judge me even I was lacked of everything. They are still my best friends, my love ones, but we barely met each other lately.  We barely managed to meet and spend some quality times together because everyone is getting busier with each life. Me neither, I can’t even spare some of my studying times for them, how can I expected to have them for me if I am not trying to give some to them right? I think I should have some giggles and chilling time with them soon. As I believed that we are missing each other very much lately.

What piece of shits I wrote just now? It’s kind of F*** piece of shits! Shit that have most uncertain words and a vague content. -_-

 I think I should back off for now.
Till then, take care people! Live your live well, with positive purpose indeed.
...................................................................................................................................................................


*psst, the picture of "DOSOMETHINGGOOD" above is an event that me and my classmate will be proceed with for my final year coursework whereby we are collaborating with Yayasan Chow Kit. So  I believed that each everyone of you are beautiful people who love to help those unfortunate people who in needs from Yayasan Chow Kit, Am I Right? So it will be such a pleasure if you could do an hash-tag #DoSomethingGood when you tweeting something positive on your twitter if you have a twitter account. Thank you! :)


Love : young lady who hates blue color. Lol. :p



Mita Ari

Momen. :)

Meet my nephew, my love one; Humam Thaqif.


Aku rindu pada masa kecil, 
semua begitu sederhana,
bersama-sama teman aku ketawa riang,
tiada duka mahupun sengketa,
tidak mengerti akan rasa sengsara,
hanya tahu bersuka ria,
walau menangis kerana dimarah,
sedih duka ku hanya sementara,
tidak menyimpan rasa duka durjana yang lama.

Aku ingat momen masa kecil ku,
saat aku terjatuh,
hanya lututku yang terluka berdarah, 
dikuti esak tangis takut dimarah,
dan ditemani rasa sakit akibat tidak mendengar kata,
kata emak dan abah hendaknya...

Tapi luka yang berdarah,
pada masa kecil ku,
boleh diubati dan tidak meninggalkan parut yang lama, 
tidak seperti hati yang terluka apabila sudah dewasa, 
sekali terluka,
aku derita, 
juga merana.


Ya, aku begitu rindukan masa kecil ku yang sederhana.



Mita Ari



#I am all grown up  to a beautiful young lady now..hikhik..:p

Love : A young and passionate girl. :)


July 23, 2013

Rindu.


Angin yang membuai sayu,
Tiap hati yang menunduk lesu,
Mereka yang ditusuk rasa rindu,
Aku puisikan untuk kamu yang sedang dilanda pilu.

Wahai jasad yang aku rindu,
adakah kau tahu?
Hati ini ibarat ditusuk rasa ngilu,
Ditinggalkan jiwa yang terbang jauh,
Tinggalkan sekeping hati yang tidak mampu tersenyum.

Burung-burung mula berlagu rindu di langit nan biru,
Sama seperti hatiku yang sentiasa resah sayu,
Jangan bimbang wahai bintang dalam jiwaku,
Aksaraku tidak akan beku demi kamu.

Tiap nafas yang aku hembuskan,
adalah untuk kamu,
Tiap kegembiraan dan senyumku,
adalah demi kamu,
Kerana aku punya rasa yang utuh,
Bahawa kau inginkan aku bahagia,
Walau tiadanya kamu,
Menemani aku yang semakin rapuh,
Dibuai kenangan lalu.





Rasa rindu pada arwah abang yang amat aku sayangi semakin mencengkam hebat di dalam hati.
Al-Fatihah untuk arwah..

Ikhlas : Adikmu. :)

Mita Ari


July 20, 2013

(i) Luahan Rasa dari Hati untuk Arwah Abang yang Disayangi.

Assalammualaikum. 

Setelah sekian lama aku membenarkan helaian kanvas visual di blog aku ini dipateri dengan bait-bait kata puisi yang aku coretkan ikhlas lahir dari hati, kini aku ingin sekali mencoretkan sebuah penulisan diari tentang seseorang yang pernah menjadi sebahagian hidup aku dan keluarga.

Tanggal 16 Julai 2013 bersamaan dengan 7 Ramadhan yang lalu, aku dan keluarga telah menerima tamparan yang maha hebat yang Allah telah turunkan untuk menguji kami sekeluarga. Abang kandung kesayangan aku telah pergi meninggalkan aku dan keluarga untuk selama-lamanya. Abang kesayangan aku dan keluarga telah meninggalkan dunia ini dan pergi menghadap ilahi pada jam 7.55 a.m. di Hospital Sultanah Nur Zahirah, Kuala Terengganu pada 7 Ramadhan bersamaan hari Selasa pada tahun ini. 

Jujur aku mengaku, berat sungguh hati ini untuk menerima pemergian abang kesayangan ini. Mungkin mudah bagi mereka yang hanya melihat tanpa merasa bagaimanakah rasanya kehilangan, tapi berat lagi bahu dan hati kami yang merasa keperitan ini.  Hati ini sungguh sayu dan sedih apabila mengenangkan arwah sudah pergi meninggalkan kami sekeluarga. Arwah abang kami sekeluarga panggil dengan nama timangan "Abang Awie".  Abang awie sangat la manja dan lembut hatinya.  Semasa hayatnya aku tidak pasti sama ada bahagia atau tidak hati abang kesayangan aku ini.  Walaupun kami ini adik beradik, walaupun kami rapat sesama kami, tapi Abang Awie seorang yang sangat perahsia.  Perahsia perihal segala-galanya. Amat sukar untuk arwah berbicara perihal diri kepada kami atau sesiapa sahaja melainkan arwah benar-benar ingin berkongsi rasa atau cerita.  Semasa hayatnya, Abang Awie seorang yang sangat mesra dan kelakar, abang sangat suka mengusik atau meyakat aku dan adik.  memandangkan aku mempunyai enam orang adik beradik, dan arwah merupakan anak yang keempat dalam keluarga dimana arwah adalah abang sebelum aku dan adik.  Jujur, Kami memang Akrab!

Semasa hayatnya, arwah sangat manja dengan emak, bermula dari zaman kanak-kanak sehingga dewasa, arwah memang manja. Semasa arwah menderita sakit, arwah sangatlah manja dan kadang-kadang merengek seperti keanak-anakan.  Jujur, emak tidak pernah membezakan kasih sayang kepada kami. Cuma kemanjaan arwah dengan emak agak melebih-lebih pada pandangan mata ini kerana pada perkiraan aku, abang awie lebih memerlukan belaian manja daripada seorang ibu lebih daripada kami semua kerana arwah sakit dan secara zahirnya, orang yang sakit memang sentiasa ingin dibelai manja.  Tambahan pula, semasa arwah sakit, setiap kali arwah warded di hospital, arwah selalu minta kami meneman dirinya di hospital.  Arwah tidak boleh ditinggalkan keseorangan kerana arwah seorang yang selalu mahu dibelai dan disayangi. Arwah seorang yang sihat dan berbadan gempal, sangat mudah tersenyum dan tidak berkira.

Tetapi, segalanya bermula pada bulan puasa tahun lepas dimana ianya masih segar dalam ingatan, arwah mula sakit dada, sesak nafas dan sentiasa kepenatan. Arwah bukan lah seorang yang berpenyakit walaupun arwah bertubuh gempal, untuk punya penyakit kronik jauh sekali daripada pemikiran kami sekeluarga.  Tapi arwah mula menunjukkan dirinya kurang sehat semasa Ramadhan tahun lepas, dimana kami anggap ringan akan perihal kesihatan arwah.  Pada fikiran kami, mungkin sakit angin atau gastrik akibat bulan puasa. Tetapi segalanya berubah pada Syawal tahun lepas, pada hari raya ketiga, arwah dimasukkan ke Ward CCU di KPJ Ipoh.  Arwah mengalami masalah untuk bernafas yang agak teruk sehingga arwah ditahan dan dipasangkan dengan wayar-wayar di seluruh tubuhnya dan arwah bernafas dengan menggunakan bantuan pernafasan.  Ya Allah sayu sungguh hati melihat keadaan arwah tika itu. 

Doktor di KPJ mengesahkan arwah mempunyai masalah jantung dimana jantungnya tidak boleh berfungsi dengan baik, dan tambah menyedihkan kami lagi, arwah juga telah disahkan mempunyai masalah pada hati dan paru-paru. Semasa arwah ditahan di KPJ Ipoh, Doktor yang merawat arwah sudah pun mengingatkan kami sekeluarga untuk "be prepare for the worst".  Hanya Allah yang tahu betapa sayu dan sedihnya hati ini tatkala menerima berita bahawa arwah mungkin tidak mampu untuk teruskan hidup dalam jangkamasa yang lama.  Tapi kami sekeluarga tidak putus harapan, kami yakin Allah itu maha kaya dan akan terus membantu hambanya yang memerlukan bantuan.

Bermulalah proses kami sekeluarga bagi mencari penawar dalam menyembuhkan penyakit abang kesayangan kami ini. Bermula di KPJ arwah kami usahakan bagi mendapat rawatan, seterusnya arwah ditempatkan pula di Institut Jantung Negara dalam tempoh yang agak lama bagi meneruskan sisa rawatan. Disamping itu, berhempas pulas juga kami sekeluarga terutamanya kakak aku yang sulung ke sana kemari mencari penawar daripada perubatan Alternatif.  Namakan saja pusat perubatan Islam yang ada di negara kita, semua kami cuba bagi mendapatkan rawatan.  Dari Darul Syifa' yang gah sehinggalah ke Terapi Ruqyah yang ada di sekitar Kuala Lumpur. Semua kami ikrarkan, semata-mata untuk mengurangkan beban penyakit yang arwah alami.  Sungguh, arwah menderita dengan sakit yang dialaminya selama setahun sebelum arwah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Amat Sukar bagi arwah sendiri, pelbagai dugaan yang arwah alami selama arwah sakit.  Tidak dapat aku gambarkan keperitan yang arwah alami, amat payah untuk aku coretkan bait-bait kata yang mampu menggambarkan kesengsaraan yang arwah deritakan semasa hayatnya. 

Lebih kurang setahun arwah menderita sakit, keluar masuk hospital sudah menjadi rutin dalam hidup arwah. Untuk melihat arwah gembira amat payah dalam masa setahun ini. Aku tahu arwah sakit, walhal aku dan keluarga sentiasa cuba berada di samping arwah. cuma kadang-kadang, semasa tempoh arwah sakit, perasan "give up" dan "rimas" dengan perangai arwah yang agak manja itu membuatkan aku bosan dan kadangkala menyampah.  bukan aku tidak prihatin, tetapi aku selalu tegas dalam kata tiap kali aku utarakan nasihat kepada arwah. Aku marah dalam kata kerana aku sangat risaukan arwah tika itu. Tiap kali arwah merengek "Kesakitan", pada permulaanya, aku cuba untuk berlembut dalam berbicara bagi mengurangkan kesakitan yang arwah alami, aku cuba untuk memahami keadaan arwah tika itu, Sumpah! aku memang tidak sanggup melihat arwah sakit, Sumpah! Aku tidak mampu melihat beban yang arwah pikul. Tapi tiap hati yang bersabar, pasti punya rasa amarah.  Lama-kelamaan, apabila arwah asyik mengulang kata perkara yang sama bahawa arwah sakit dan merengek kesakitan mula menambahkan rasa amarah dalam diri ini.  Sebagai adik, walau amarah itu menular dalam diri, aku tetap hormat arwah sebagai abang, cuma semasa hayat arwah dimana arwah sedang sakit teruk dan telah ditempatkan di ward HDU IJN Kuala Lumpur, pernah aku katakan kepada arwah dalam keadaan yang agak kasar dan cuba menahan amarah, aku lontarkan kata-kata ini daripada mulut aku yang menahan marah dan resah di hati;

"kalau abang awie asyik merengek cakap sakit, sakit, sakit, macam mana nak sembuh? abang awie cuba lah kuat semangat, be positive, rajin solat dan mohon pada Allah untuk kurangkan beban yang abang awie tanggung sekarang, kalau bukan abang awie yang nak tolong diri sendiri, macam mana kitorang nak tolong abang awie? Bila abang awie sakit macam ni, abang awie menyusahkan semua orang tahu tak? Abang awie buat emak, kitorang semua susah hati, abang awie ingat kitorang semua suka tengok abang awie sakit?". 

 Masih segar dalam ingatan bait kata yang penuh geram aku lontarkan pada sekujur tubuh yang sedang lesu sakit di pembaringannya ketika itu. Tatkala teringat akan kenangan lalu, aku rasakan aku sungguh kejam pada arwah.  Aku sebagai seorang adik seharusnya cuba memahami arwah dan sentiasa bersama dengan arwah semasa sisa-sisa akhir hayatnya, tetapi aku gagal!

Sumpah aku tidak pernah dapat membaca petanda yang Allah turunkan kepada kami sekeluarga.  Aku terlalu ambil mudah dengan semua perkara, jujur aku akui, penyesalan di hati kian bertambah dari hari ke hari. Menyesal hati ini tatkala terkenangkan selama arwah hidup, aku belum punya kesempatan membalas jasa arwah sebagai abang yang cukup baik kepada aku dan adik. Walaupun kehidupan abang awie bukanlah begitu senang semasa hayatnya, tetapi arwah tidak pernah berkira dengan kami sekeluarga.  Arwah sebenarnya baru lagi bekerja sebagai seorang kakitangan kerajaan, arwah baru dua tahun bekerja government di Terengganu, dan baru dua tahun arwah lega dengan hidupnya mungkin, kerana sebelum ini arwah kerap bertukar kerja kerana bekerja swasta dan seperti yang semua maklum bekerja swasta sedikit payah dan tiada jaminan. Aku ingat lagi arwah memang gembira apabila mendapat kerja kerajaan, dan kehidupan arwah menjadi lebih stabil pada perkiraan aku.  Cuma, apa yang arwah rancangkan untuk hayatnya tidak bertahan untuk tempoh yang panjang, arwah pergi meninggalkan kami dalam keadaan yang sungguh memilukan. 

Arwah menghembuskan nafasnya yang terakhir tanpa adanya kami sekeluarga di sisi. Sedih dan penuh sesalan hati ini apabila mengenangkan arwah menderita sakit keseorang pada penghujung hayatnya.  Arwah sebenarnya kami jangka sudah hampir sihat 3 minggu lalu. Pada pemerhatian kami, arwah sudah hampir sembuh kerana arwah sudah dibenarkan untuk pulang ke rumah dan discharged daripada IJN, dan doktor juga telah membenarkan arwah kembali bekerja semula memandangkan cuti sakit arwah tidak dapat disambung. Pada permulaan, agak payah juga kami mahu membenarkan arwah untuk kembali bekerja memandangkan arwah berkhidmat nun jauh di Terengganu, dan kami sekeluarga pula tinggal di Perak.  Tetapi, arwah ketika itu begitu cekal dan menunjukkan perubahan yang positif dimana kami percaya arwah sudah semakin sihat, jadi kami sekeluarga nekad menghantar arwah ke Terengganu bagi memulakan kerjanya kembali. Kakak sulung dan adik aku serta anak buah aku yang sulung yang pergi menghantar arwah abag awie ke Terengganu untuk kembali bertugas semula, memandangkan aku sedang menghadapi peperiksaan akhir ketika itu.

Jujur aku akui, aku sangat mahu menemani kakak dan adik aku pergi menghantar arwah ke Terengganu, tapi kekangan jadual peperiksaan akhir menjadi halangan. Aku agak sedih kerana tidak dapat turut serta ke Terengganu, dan aku sungguh terkilan kerana beberapa hari sebelum arwah kembali ke Terengganu, aku sungguh sebuk dengan persiapan bagi menghadapi peperiksaan akhir sehinggakan aku tidak sempat untuk berjumpa atau contact dengan arwah untuk yang terakhir kalinya. Sedangkan semasa arwah sudah dibenarkan pulang daripada hospital, aku dan adik yang pergi menjemput arwah pulang dari hospital pada hari terakhir arwah berada di IJN, dan memang tidak pernah terlintas pada fikiran bahawa itulah kali terakhir aku berjumpa dan bersalam dengan arwah sebelum aku kembali pulang ke UiTM Shah Alam bagi menghadapi peperiksaan akhir. Jadi pada pemerhatian aku ketika itu, aku sungguh bersyukur kerana arwah memang kelihatan sudah beransur pulih. Kerana pada perkiraan aku, arwah memang benar kelihatan begitu sihat dan aku yakin yang aku akan berjumpa dengan arwah lagi, dan yang paling mengecewakan, hati aku berdetik dengan yakinnya tika itu "takpe, bulan puasa dan raya nanti mesti jumpa abang awie punya".  Yakin sungguh hati aku tika itu, tetapi Allah lebih mengetahui segalanya dan kita sebagai hamba hanya mampu merancang, Allah swt jualah yang menentukan segala-galanya. Aku tidak sempat untuk bersama arwah untuk kali terakhirnya...........................

(ii) Luahan Rasa dari Hati untuk Arwah Abang yang Disayangi.

Arwah cuma sempat merasa hidup dalam keadaan tidak begitu menderita kesakitan untuk tempoh lebih kurang 3 minggu dimana seminggu selepas aku menjemput arwah di hospital, arwah berehat dirumah dan selama 2 minggu lagi adalah semasa arwah bekerja semula di Terengganu. Mungkin kerana aku begitu yakin arwah sudah sembuh, menjadikan aku tidak aware dengan keadaan kesihatan abang awie selepas itu.  Aku leka dengan dunia aku sendiri, aku gagal membaca hati dan keadaan arwah abang ketika itu.  aku jauh daripada arwah, aku lupa seketika perihal arwah ketika itu. Jujur, aku menyesal.  Kerana terlalu layankan masalah 'Stress" aku dengan Peperiksaan Akhir, aku ambil mudah perihal arwah abang awie. Bahkan, sebagai adik, aku langsung tidak menghubungi arwah untuk bertanya khabar sepanjang tempoh aku sedang berhempas pulas dengan peperiksaan akhir, dan paling aku menyesal pada 1 Ramadhan aku langsung tidak menghubungi arwah bagi mengucapkan "Selamat Berpuasa" kepada arwah seperti yang aku biasa lakukan saban tahun, walau melalui pesanan ringkas sekalipun aku lupa untuk menghantar kepada arwah.  Aku yakin sungguh aku akan berjumpa dengan arwah semasa bulan puasa dan ditambah dengan aku begitu sebuk dengan projek akhir dan peperiksaan akhir menjadikan aku lupa terus untuk mengambil tahu perihal arwah pada masa 3 minggu yang terakhir. 

Tidak aku sangka, 3 hari selepas aku tamat peperiksaan akhir dengan jayanya, semasa aku berada di rumah kakak di Bangi, pada pagi 16 Julai, Hari Selasa bersamaan 7 Ramadhan aku menerima pesanan ringkas daripada kakak sulungku yang sedang berada di pejabatnya bahawa arwah abang awie sedang sakit tenat, dan kakak mengajak aku untuk pergi ke Terengganu petang itu juga.  Tika itu aku agar risau tetapi masih tenang dan ingin cepat pergi ke Terengganu, tapi selang beberapa minit selepas itu, aku menerima panggilan daripada kakak sulungku bahawa arwah sudah pun meninggal dunia. Ya Allah payah benar untuk aku menerima berita tersebut, sukar benar untuk aku menelan kenyataan yang begitu pahit ini, dan perit benar rasa hati untuk aku melepaskan arwah pergi.  Dalam hidup aku, sepanjang hayat arwah dan sepanjang tempoh aku bergelar adik kepada arwah, ada 5 PERKARA yang benar-benar aku sesalkan dan belum tentu aku dapat maafkan diri aku sendiri terhadap arwah.:

Pertamanya, semasa arwah sedang terlantar sakit di IJN, aku jarang berada di samping arwah. Aku terlalu pentingkan hal sendiri dimana aku terlalu sibuk dengan pelajaran dan assingment yang menimbun banyaknya sehinggakan aku suka menangguh waktu bagi menjenguk arwah di IJN. Kalau ikut kan perkiraan, semasa arwah terlantar di IJN aku hanya sempat menjaga dan menemani arwah beberapa kali sahaja itupun semasa aku cuti dan hujung minggu. Sungguh aku benar-benar terkilan kerana leka dengan dunia tidak begitu menghiraukan keluarga.

Keduanya, semasa aku sedang sibuk dengan peperiksaan akhir dimana beberapa minggu sahaja lagi sebelum arwah menghembuskan nafasnya, aku langsung tidak menghubunginya untuk bertanya khabar. Walaupun pada hari pertama Ramadhan, aku leka dan lalai dengan urusan dunia, terlalu pentingkan diri sehingga aku langsung tidak menghubungi arwah untuk mengucapkan "Selamat Berpuasa" kepada arwah seperti saban tahun aku lakukan. Kejam bukan? Sungguh aku menyesal, rasa terkilan di hati ini sungguh berat tidak mampu dihindari. Sungguh aku gagal menjalankan tanggungjawab sebagai seorang adik.

Ketiganya,  pada 14 July bersamaan 5 Ramadhan, dua hari sebelum arwah pergi meninggalkan kami, ketika itu baru sahaja selesai peperiksaan akhir.  Arwah ada menghubungi aku  dengan panggilan ketika jam 3.24petang. tapi seribu kali sayang, aku tidak menjawab panggilan tersebut.  bukan kerana aku tidak mahu menjawabnya, tetapi aku tidak perasan akan panggilan daripada arwah. Dan yang paling aku sesalkan, aku tidak pula menelefonnya kembali. Kejam sungguh aku ini. Jujur aku mengaku, aku tidak pernah menyangka bahawa itu adalah panggilan terakhir daripada arwah sebelum arwah meninggalkan kami untuk selamanya.

Keempatnya, pada petang 14 July tersebut juga, kami sekeluarga dikhabarkan arwah telah dihantar ke Hospital Dungun untuk mendapatkan rawatan kerana arwa tiba-tiba sesak nafas dan sakit semula. Benar kami sekeluarga sangat lah risau, tetapi mengenangkan Terengganu begitu jauh tempatnya, dan pada pemikiran kami arwah mungkin warded seperti biasa, kami tidak turutkan hati untuk pergi ke Terengganu pada malam itu kerana esoknya adalah hari bekerja dan hampir semua ahli keluarga kami perlu bekerja dan tidak dapat mengambil cuti. Jadi kami relakan arwah ditahan di hospital Dungun.  Tetapi pada petang hari Isnin nya pula, kami telah diberitakan oleh sahabat arwah bahawa arwah telah dibawa ke Hospital Kuala Terengganu kerana memerlukan rawatan yang lebih rapi. Ketika itu kami sungguh resah, jadi sudah kami putuskan untuk pergi melawat arwah pada keesokan harinya.  Namun begitu, pada pagi Selasa yang penuh barakah, kami menerima panggilan telefon daripada pihak hospital memberitahu bahawa arwah sedang nazak dan meminta saudara terdekat untuk hadir disisinya. Jujur aku katakan, kami tidak punya keluarga di Terengganu, selain mengharapkan sahabat-sahabat arwah yang setia disinya.  Dengan rasa sedih teramat, tidak sempat untuk kami rencanakan perjalanan kami untuk pergi menemani arwah di saat-saat akhirnya, Jam 7.55 pagi selang beberapa minit selepas menerima panggilan pertama tadi, panggilan kedua menyusul daripada pihak hospital mengkhabarkan berita yang cukup menyesakkan jiwa kami yang dilanda resah dan sedih, Arwah telah pun menghembuskan nafasnya yang terakhir tanpa derita atau nazak begitu lama. Kami dikhabarkan bahawa amat mudah dan tenang pemergian arwah kepada Penciptanya.  Terkilan sungguh rasa hati aku dan keluarga kerana tidak dapat bersama-sama disisi arwah semasa saat-saat akhirnya, ketika arwah benar-benar memerlukan kami. Rasa bersalah yang teramat sangat menyelubungi diri, kerana di pemikiran kami arwah cuma ditahan seperti sebelum ini dan mungkin sempat untuk kami berjumpanya lagi memandangkan arwah sangat manja orang nya, kami inginkan arwah berdikari sendiri di Terengganu sana. Tidak sangka pula Allah swt begitu sayangkan arwah dan menjemputnya tanpa sempat arwah menatap wajah kami satu persatu. Dikhabarkan oleh sahabat arwah, bahawa pada masa-masa terakhirnya arwah kerap menyebut inginkan "emak" berada disisinya. Tidak kesampaian niat arwah mahu pergi dalam dakapan kami sekeluarga, malahan arwah pergi dalam keadaan keseorang di katil hospital tanpa kami di sisi. Jujur Aku begitu dihimpit rasa bersalah yang teramat dalam!!

Kelimanya, hati mana yang tidak punya sesalan jika orang tersayang pergi meninggalkan diri tanpa sebarang peninggalan pengganti di sisi. Sesal aku tidak berbelah bagi kerana tidak sempat aku kucup tangan arwah dan meminta maaf kepadanya, tidak sempat aku peluk rapat arwah dalam dakapan aku, dan tidak sempat aku kucup dahi arwah untuk yang terakhir kalinya. Sungguh aku begitu Terkilan sehingga rasa ini merobek jiwa! Gagalkah aku menjalankan tanggungjawab sebagai adik kandung kepada arwah?? Jujur, aku begitu sedih...

Begitulah dalamnya penyesalan di hati aku ini. Rasa sesal ini tidak aku khabarkan kepada sesiapa, rapi aku simpan dalam hati sehingga kini aku membuat keputusan mahu meluahkan dalam bentuk penulisan di blog usang aku ini. Aku sungguh sedih dan pilu ketika aku karangkan bait-bait kata dalam tulisan ini, sungguh aku menyesal tidak ada disamping arwah ketika arwah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Jujur aku marah pada diri sendiri kerana gagal membaca perubahan pada diri arwah abang awie sebelum arwah pergi meninggalkan kami semua. Tapi aku pasrah dan redha di atas segala ketentuan dari Nya. 

Walaubagaimanapun, aku bersyukur arwah dijemput oleh Allah dalam bulan yang barakah. Menurut sahabat-sahabat arwah di Terengganu yang membantu menguruskan jenazah, kami diberitahu bahawa urusan mengurus jenazahnya cukup mudah. Segala urusan laporan polis, proses menuntut jenazah, mandi dan mengkafan dan tempahan van jenazah cukup pantas. Tiada kekangan langsung dan segalanya berjalan dengan lancar termasuklah Perjalanan menghantar pulang jenazah arwah ke kampung kami di Malim Nawar,  Perak melalui Grik berjalan dengan begitu lancar. Mereka bertolak dari Kuala Terengganu jam 1.45pm dan selamat tiba di rumahnya jam 8.30pm. Dan urusan pengkebumian arwah pula selesai kira-kira jam 9.45 malam. Sungguh terharu dan bersyukur kami panjatkan ke hadrat Ilahi kerana dikurniakan insan-insan yang begitu begitu budiman pekertinya, yang sanggup bersusah payah menguruskan jenazah arwah semasa di Terengganu walaupun mereka semua hanya bergelar sahabat kepada arwah dan tidak mempunyai sebarang pertalian darah. Tenang roh arwah disana jika arwah mengetahuinya. Hanya Allah yang dapat membalas kebaikan anda semua wahai insan-insan budiman. 

Apa yang lebih mengharukan kami, semasa arwah telah sampai di perkarangan rumah, Subhanallah, begitu ramai kenalan-kenalan, jiran tetangga, sahabat-sahabat arwah yang datang bagi membantu menguruskan pengkebumian arwah.  Arwah disembahyangkan sekali lagi beramai-ramai di surau berdekatan rumah kami, kelihatan surau begitu sesak dengan limpahan manusia yang mahu turut sama menyembahyangkan jenazah. Terharu sungguh rasa hati kami sekeluarga kerana arwah mendapat kenalan-kenalan yang begitu baik dan menyayanginya.  Selain itu jenazah arwah juga dikatakan agak ringan memandangkan arwah semakin kurus akibat sakit.  Dan segala urusan semasa pengkebumian arwah berjalan lancar tanpa sebarang masalah dan halangan. Syukur Alhamdulillah! Kata-kata terakhir yang aku bisikkan pada sekujur tubuh yang sudah pon dikafankan hanyalah kata-kata yang ingin sekali aku ucapkan semasa hayatnya tetapi aku hanya mampu luahkan semasa arwah sudah tiada.  Kata-kata yang punya sejuta makna menjadi kosong tanpa secebis rasa.... Hanya ini yang mampu aku bisikkan dalam esak tangis ketika bibir ini mengucup dahi jenazah arwah sebelum aku mengikat semula kain kafan di bahagian wajah arwah..

"Abang awie, Na minta maaf sangat-sangat. Na sayang sangat kat abang awie. Abang awie abang terbaik yang na pernah ada, Sayang abang Awie dunia akhirat"


Aku penuh pengharapan mengharap agar arwah mendengar bisikan aku yang jujur aku katakan, aku ikhlas ketika itu. Aku mahu arwah mendengar, tapi aku tahu semua itu mustahil kerana arwah sudah bahagia di alam sana. Akan aku sampaikan rindu dan kasihku terhadap arwah dalam doa-doa ku yang luhur. InsyaAllah.

Ikhlas daripada kami sekeluarga, ribuan terima kasih aku kirimkan kepada semua saudara-mara, sahabat handai, jiran tetangga serta semua yang telah hadir dan membantu menyelesaikan urusan pengebumian arwah. Kami juga ingin memohon maaf bagi pihak arwah andai ada silap dan salah yang dilakukan sepanjang hayatnya.. Mohon semua dapat memaafkan segala kesalahannya serta halal kan segala makan minumnya. Doakan moga arwah abang Awie dtempatkan dalam kalangan orang-orang yang soleh dan beriman. Moga Allah merahmatinya... Sesungguhnya ini yang sudah tertulis untuk arwah dan arwah tetap di hati kami walaupun ianya sukar untuk kami sekeluarga. Al-Fatihah untuk arwah. Semoga arwah tenang di alam sana, kerana aku yakin bahawa Kematian itu bukan Pengakhiran, kerana setiap yang bernyawa pasti akan dijemput menghadap Allah yang maha Esa satu ketika nanti.  



(arwah ketika sedang sihat)


Untuk kamu yang membaca, pinjamkan bahumu walau sesaat, bantu aku kurangkan beban yang berat ini.


Untuk arwah, hanya doa dan bacaan ayat suci Al'Quran dapat kukirimkan sebagai peneman mu di sana.  InsyaAllah satu hari nanti kita pasti bertemu jua, Sabar menanti aku yang mengira waktu ingin bertemu kamu. Kasih sayang aku terhadap arwah yang berkongsi darah dalam bersaudara akan terus menggunung dan tidak akan berkurang walau sebesar zarah. 


Khas untuk Arwah Mohd Zawawi Mohd Isa,
daripada adik mu, Jannatul Husna Mohd Isa.